Guyv7L2vSNhTu9NNIC4AGodmAsDGZpqzql8qRx1N
Bookmark

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

kata-kata sufi, kata-kata sufi uwais al qarni, kata-kata sufi uwais al qarni dalam bahasa arab dan bahasa indonesia,

Halo! Apakah Anda sedang mencari penjelasan tentang kata-kata sufi Uwais al Qarni dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia? Jika jawaban Anda adalah “Iya”, selamat! Sekarang Anda sedang membaca artikel yang tepat. Mengapa? Karena itulah yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Jadi, Anda harus membacanya sampai selesai!

Biografi Singkat Uwais Al Qarni

Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut tentang kata-kata sufi Uwais al Qarni, terlebih dahulu saya akan menjelaskan biografi singkatnya. Saya ingin Anda memahami itu terlebih dahulu agar Anda paham siapa figur yang sedang kita bahas sekarang.

Nama asli Uwais al Qarni adalah Uwais bin ‘Amir bin Jaz’I bin Malik al-Qarani. Dia terkenal dengan nama “Uwais al Qarni”. Dia adalah seorang Tabi’in yang sangat agung. Dia hidup pada masa Nabi Muhammad Saw. tapi tidak pernah melihatnya.

Uwais al Qarani berasal dari Yaman. Dia pernah bertemu Umar bin Khattab. Setelah itu di tinggal di Kuffah. Ketika perang Shiffin berkecamuk, dia berada dalam barisan pasukan Ali bin Abi Thalib. Banyak pakar sejarah Islam berpendapat, bahwa dia meninggal pada saat itu, pada tahun 37 hijriah.

Nabi Muhammad Saw. pernah memberi kabar kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab tentang Uwais al Qarni. Beliau bersabda:

يَا عُمَرُ وَيَا عَلِيُّ , إِذَا لَقِيْتُمَاهُ فَاطْلُبَا إِلَيْهِ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكُمَا

Wahai Umar! Wahai Ali! Jika kalian bertemu dengannya, maka mintalah kepadanya agar dia membaca Istighfar untuk kalian.

Ada banyak kisah-kisah menarik tentang Uwais al Qarni. Apa yang telah saya jelaskan di atas hanya salah satunya. Yang jelas, figur sufi satu ini tidak terlalu dikenal oleh penduduk bumi, tapi dia sangat dikenal oleh penduduk langit.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

Ada banyak kata-kata sufi Uwais al Qarni. Sayangnya, saya tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Pada artikel ini, saya hanya akan menjelaskan beberapa kata-kata sufinya saja.

Adapun beberapa kata-kata sufi Uwais al Qarni dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Rendah Hati dan Sabar Saat Menghadapi Gangguan

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang rendah hati dan sabar saat menghadapi gangguan, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

وَكَانَ إِذَا مَرَّ بِالصِّبْيَانِ فَرَجَمُوْهُ بِالْحِجَارَةِ يَقُوْلُ : يَا إِخْوَتَاهُ , إِنْ كُنْتُمْ تَرْمُوْنِيْ فَارْمُوْنِيْ بِأَحْجَارٍ صِغَارٍ لِئَلَّا تُدْمُوْنِيْ , فَيَحْضُرَ وَقْتُ الصَّلَاةِ وَلَا أُصِيْبُ الْمَاءَ

Jika dia (Uwais al Qarni) bertemu anak-anak kecil, mereka melemparinya dengan batu. Dia lalu berkata, “Wahai saudara-saudaraku! Jika kalian melepariku, maka lemparilah aku dengan batu-batu kecil agar kalian tidak membuatku berdarah, (saya khawatir jika) waktu shalat tiba, saya tidak menemukan air.”

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menunjukkan sikap rendah hati dan sabar saat menghadapi gangguan dari anak-anak kecil yang melemparinya dengan batu. Alih-alih marah atau membalas, dia justru meminta mereka untuk menggunakan batu yang lebih kecil agar tidak melukainya. Kekhawatirannya bukanlah luka fisik, melainkan tentang kesucian dan persiapan untuk ibadah. Dia khawatir jika terluka dan berdarah, dia akan kesulitan menemukan air untuk bersuci sebelum shalat.

Dalam kata-kata sufi di atas sangat terlihat bahwa Uwais al Qarni mengutamakan ibadahnya kepada Allah di atas segalanya, termasuk di atas rasa sakit atau penghinaan yang dia alami. Ini menunjukkan betapa besarnya perhatian figur sufi satu ini terhadap kewajiban shalat dan betapa dalamnya keikhlasannya dalam menerima cobaan dari orang lain tanpa dendam.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Hubungan yang Mendalam dan Penuh Pemahaman dengan Allah

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang hubungan yang mendalam dan penuh pemahaman dengan Allah, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

وَأَتَاهُ هَرِمُ بْنُ حَيَّانَ , فَقَالَ لَهُ : مَا جَاءَ بِكَ ؟ قَالَ : جِئْتُ لِآنَسَ بِكَ . فَقَالَ لَهُ : مَا كُنْتُ أَرَى أَحَدًا يَعْرِفُ رَبَّهُ فَيَأْنِسُ بِغَيْرِهِ

Harim bin Hayyan datang kepadanya (Uwais al Qarni). Dia (Uwais al Qarni) lalu bertanya kepada Harim bin Hayyan, “Apa tujuan kedatanganmu?” Harim bin Hayyan menjawab, “Saya datang agar merasa tenang bersamamu.” Dia (Uwais al Qarni) lalu berkata kepada Harim bin Hayyan, “Saya tidak melihat satu orang pun yang memahami Tuhannya lalu dia merasa tenang bersama selain Dia.”

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan pentingnya memiliki hubungan yang mendalam dan penuh pemahaman dengan Allah. Ketika Harim bin Hayyan datang untuk mencari ketenangan bersamanya, dia menjelaskan bahwa ketenangan sejati tidak dapat ditemukan melalui interaksi dengan manusia, melainkan hanya melalui pemahaman dan kedekatan dengan Allah. Dia menjelaskan bahwa orang yang benar-benar memahami dan mengenal Tuhannya akan mencari ketenangan hanya dalam hubungan spiritual dengan Allah, bukan melalui makhluk lain.

Kata-kata sufi di atas menjelaskan pandangan Uwais al Qarni yang mendalam tentang tauhid (keesaan Allah) dan pengabdian penuh kepada-Nya, di mana seorang hamba seharusnya menggantungkan hati dan ketenangannya hanya kepada Sang Pencipta. Dia mengajarkan bahwa kebahagiaan dan ketenangan batin terletak dalam kedekatan dengan Allah, bukan pada hubungan duniawi.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Pentingnya Selalu Mengingat Kematian

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang pentingnya selalu mengingat kematian, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

وَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : أَوْصِنِيْ . فَقَالَ : تَوَسَّدْ الْمَوْتَ إِذَا نِمْتَ , وَاجْعَلْهُ نُصْبَ عَيْنَيْكَ إِذَا قُمْتَ

Seseorang berkata kepadanya (Uwais al Qarni), “Berilah saya wasiat!” Dia (Uwais al Qarni) berkata, “Jadikan kematian sebagai bantal jika kamu tidur. Dan jadikan itu sebagai patung di depan dua matamu ketika kamu bangun tidur.”

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan tentang pentingnya selalu mengingat kematian. Ketika seseorang memintanya untuk memberi wasiat, dia menganjurkan agar orang tersebut menjadikan kematian sebagai bantal saat tidur dan sebagai patung di depan matanya saat bangun. Dengan kata lain, dia menasihati agar seseorang selalu mengingat kematian, baik ketika sedang beristirahat maupun ketika sedang menjalani aktivitas sehari-hari. Mengingat kematian secara terus-menerus bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan kefanaan hidup dan mendorong seseorang untuk selalu menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab, kesadaran spiritual, dan ketaatan kepada Allah.

Kata-kata sufi di atas menjelaskan betapa pentingnya hidup dengan kesadaran bahwa kematian bisa datang kapan saja, sehingga seseorang harus selalu siap secara rohani dan tidak tergoda oleh godaan duniawi.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Keutamaan Doa yang diucapkan Secara Pribadi

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang keutamaan doa yang diucapkan secara pribadi, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

الدُّعَاءُ بِظَهْرِ الْغَيْبِ أَسْلَمُ وَأَفْضَلُ مِنَ اللِّقَاءِ وَالزِّيَارَةِ

Doa yang tidak diketahui orang lain lebih tulus dan lebih utama dari pada doa yang diucapkan ketika bertemu dan berkunjung.

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan nilai dan keutamaan doa yang diucapkan secara pribadi, tanpa diketahui orang lain. Menurutnya, doa yang dilakukan secara tersembunyi, jauh dari pandangan orang lain, lebih tulus dan lebih utama dibandingkan doa yang diucapkan saat bertemu atau berkunjung ke orang lain. Dia menjelaskan bahwa keikhlasan dalam berdoa lebih mungkin tercapai ketika seseorang berdoa dalam kesendirian, tanpa mencari pengakuan atau pujian dari orang lain. Doa semacam ini mencerminkan hubungan yang lebih murni dan langsung dengan Allah, di mana seorang hamba memohon hanya untuk mendapatkan ridha-Nya, bukan untuk dilihat atau didengar oleh orang lain.

Kata-kata sufi di atas mengingatkan kita semua bahwa esensi doa terletak pada keikhlasan dan kerendahan hati di hadapan Allah, bukan pada penampilan luar atau ritual sosial.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Resiko Mengajak Orang Lain kepada Kebaikan

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang resiko mengajak orang lain kepada kebaikan, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

لَمْ يَدَعْ لِيَ الْأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ صَدِيْقًا

Memerintah pada kebaikan tidak menyisakan teman bagiku.

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan bahwa mengajak orang lain kepada kebaikan dapat membuatnya kehilangan teman. Dia mengatakan bahwa sering kali, ketika seseorang berusaha untuk menegakkan kebenaran dan memerintahkan kepada kebaikan, dia akan menghadapi penolakan atau dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya. Ini karena tidak semua orang siap menerima nasihat atau perubahan yang dituntut oleh kebaikan, terutama jika hal tersebut bertentangan dengan kepentingan atau kenyamanan mereka.

Selain itu, dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni juga menjelaskan bahwa menjalankan tugas amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran) bisa menjadi jalan yang sulit dan terisolasi, di mana seseorang mungkin harus menghadapi kesepian. Namun, kesulitan ini merupakan bagian dari komitmen untuk menegakkan kebenaran, meskipun itu berarti kehilangan dukungan atau persahabatan dari orang lain.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Konsep Khauf yang Sangat Mendalam

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang konsep khauf yang sangat mendalam, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

لَا يَبْلُغُ الرَّجُلُ مَقَامَ الْخَوْفِ حَتَّى يَصِيْرَ كَأَنَّهُ قَتَلَ جَمِيْعَ الْخَلْقِ

Seseorang tidak akan sampai pada derajat Khauf (khawatir) sampai dia merasa seolah-olah di atelah membunuh semua makhluk.

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan konsep khauf (rasa takut atau khawatir kepada Allah) dalam tingkat yang sangat mendalam. Menurutnya, seseorang tidak akan mencapai derajat khauf yang sejati hingga dia merasakan beban dosa yang luar biasa, seolah-olah ia telah melakukan kejahatan yang sangat besar, seperti membunuh semua makhluk. Perasaan ini mencerminkan kesadaran mendalam akan kesalahan dan ketidaklayakan diri di hadapan Allah, yang mendorong seseorang untuk selalu berada dalam keadaan waspada, penuh kerendahan hati, dan takut akan murka Allah. Khauf yang mendalam ini bukan hanya rasa takut biasa, tetapi perasaan batin yang mendorong seseorang untuk terus bertobat, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan kesungguhan yang luar biasa.

Selain itu, dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni juga menjelaskan bahwa kesadaran akan dosa dan ketakutan akan azab Allah adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual menuju kebersihan hati dan kesempurnaan iman.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Pentingnya Mengandalkan Allah Sepenuhnya

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang pentingnya mengandalkan Allah sepenuhnya, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

وَقَالَ لَهُ رَجُلٌ : أَوْصِنِيْ . فَقَالَ : فِرَّ إِلَى رَبِّكَ . قَالَ : فَمِنْ أَيْنَ الْمَعَاشُ ؟ قَالَ : أُفٍّ لِقُلُوْبٍ خَالَطَهَا الشَّكُّ ! يَرْزُقُكَ وَأَنْتَ مُدْبِرٌ عَنْهُ وَلَا يَرْزُقُكَ وَأَنْتَ مُقْبِلٌ عَلَيْهِ ؟

Seseorang berkata kepadanya (Uwais al Qarni), “Berilah saya wasiat!” Dia (Uwais al Qarni) berkata, “Larilah kepada Allah!” Orang tersebut berkata, “Dari mana penghidupannya?” Dia berkata, “Celakah hati yang dicampuri keraguan! Apakah Dia memberimu rezeki sementara kamu meninggalkan-Nya atau Dia tidak memberimu rezeki sementara kamu datang kepada-Nya?”

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan tentang pentingnya mengandalkan Allah sepenuhnya. Ketika seseorang meminta wasiat, Uwais menasihatinya untuk "lari kepada Allah," yaitu, untuk selalu mengandalkan Allah dan mencari perlindungan hanya kepada-Nya. Ketika orang tersebut meragukan dari mana penghidupannya akan datang jika ia hanya mengandalkan Allah, Uwais menegur dengan tegas, menunjukkan bahwa keraguan semacam itu menunjukkan ketidakpercayaan yang serius dalam hati.

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni juga menjelaskan bahwa Allah adalah satu-satunya sumber rezeki, dan keraguan terhadap kemampuan Allah untuk memberikan rezeki adalah tanda dari hati yang lemah dan kurang iman. Dia mengajarkan kepada kita bahwa Allah memberikan rezeki baik kepada mereka yang taat maupun yang tidak, tetapi iman yang sejati adalah mempercayai bahwa datang kepada Allah dan mengandalkan-Nya sepenuhnya adalah cara hidup yang benar.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Kefanaan Dunia

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang kefanaan dunia, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ لَهُ : كَيْفَ أَصْبَحْتَ ؟ قَالَ : أَصْبَحْتُ أَحْمَدُ اللهَ . قَالَ : كَيْفَ الزَّمَانُ عَلَيْكَ ؟ قَالَ : كَيْفَ هُوَ عَلَى رَجُلٍ إِنْ أَصْبَحَ ظَنَّ أَنَّهُ لَا يُمْسِى , وَإِنْ أَمْسَى ظَنَّ أَنَّهُ لَا يُصْبِحُ , إِنَّ الْمَوْتَ وَذِكْرَهُ لَمْ يَتْرُكْ لِمُؤْمِنٍ فَرَحًا , وَإِنَّ عِلْمَهُ بِحُقُوْقِ اللهِ فِى مَالِهِ لَمْ يَتْرُكْ لَهُ مُدَّخَرًا , وَإِنَّ قِيَامَهُ لِلَّهِ بِالْحَقِّ لَمْ يَدَعْ لَهُ صَدِيْقًا

Seseorang pernah bertemu dengannya (Uwais al Qarni). Orang tersebut lalu bertanya kepadanya, “Bagaimana keadaanmu ketika kamu masuk waktu pagi?” Dia menjawab, “Saya masuk waktu pagi dan saya memuji Allah.” Orang tersebut lalu bertanya, “Bagaimana zaman memperlakukanmu?” Dia menjawab, “Bagaimana ia memperlakukan seseorang yang jika dia masuk waktu pagi, dia mengira tidak akan masuk waktu sore. Jika dia masuk waktu sore, dia mengira tidak akan masuk waktu pagi. Sesungguhnya kematian dan mengingatnya tidak meninggalkan kebahagiaan untuk orang mukmin. Sesungguhnya pengetahuannya pada hak-hak Allah yang ada dalam hartanya tidak menyisakan harta simpanan untuknya. Sesungguhnya kesibukan beribadah kepada Allah dengan benar tidak menyisakan teman untuknya.”

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan pandangan hidupnya yang sangat mendalam dan penuh kesadaran akan kefanaan dunia. Ketika dia ditanya tentang keadaannya di pagi hari, dia menjawab dengan memuji Allah, menunjukkan rasa syukurnya atas kehidupan yang diberikan. Namun, ketika dia ditanya bagaimana zaman memperlakukannya, dia menggambarkan sikapnya yang selalu waspada terhadap kematian. Dia hidup setiap hari seolah-olah itu bisa menjadi hari terakhirnya—mengira bahwa jika dia melihat pagi, dia mungkin tidak akan melihat sore, dan sebaliknya.

Selain itu, dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni juga menjelaskan bahwa ingatan akan kematian menghilangkan kebahagiaan duniawi bagi orang mukmin, karena fokus mereka bukan pada kesenangan sementara, tetapi pada kehidupan akhirat. Selain itu, pengetahuan tentang kewajiban harta dan kesibukan beribadah kepada Allah tidak menyisakan ruang untuk mengumpulkan harta atau menjaga banyak teman.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Peran Penting dan Pengaruh Mendalam dari al-Quran bagi Orang-Orang yang Mendekatinya

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang peran penting dan pengaruh mendalam dari Al-Quran bagi orang-orang yang mendekatinya, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ لَمْ يُجَالِسْهُ أَحَدٌ إِلَّا قَامَ عَنْهُ بِزِيَادَةٍ أَوْ نُقْصَانٍ , قَضَاءٌ مِنَ اللهِ الَّذِي قَضَاهُ , شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ , وَلَا يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا خَسَارًا

Sesungguhnya al-Quran ini tidak ditemani seseorang kecuali dia mendapatkan tambahan hidayah atau berkurangnya kebutaan (ketidakmampuan melihat hal-hal baik). (Al-Quran adalah) keputusan dari Allah yang telah memutuskannya, obat, dan rahmat bagi orang-orang mukmin. Dan ia (al-Quran) tidak akan menambah apapun bagi orang-orang zalim kecuali kerugian.”

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan peran penting dan pengaruh mendalam dari Al-Quran bagi orang-orang yang mendekatinya dengan hati yang terbuka. Dia menjelaskan bahwa siapa pun yang menjadikan Al-Quran sebagai teman atau pedoman dalam hidupnya akan mendapatkan dua hal: tambahan hidayah (petunjuk dari Allah) dan berkurangnya kebutaan, yaitu ketidakmampuan untuk melihat dan memahami hal-hal baik. Al-Quran digambarkan sebagai keputusan final dari Allah, yang membawa obat dan rahmat bagi orang-orang beriman. Dengan kata lain, Al-Quran adalah sumber penyembuhan dan berkah bagi mereka yang beriman. Namun, bagi orang-orang yang zalim, yaitu mereka yang menolak kebenaran dan bertindak melawan keadilan, Al-Quran tidak akan memberikan manfaat, melainkan hanya menambah kerugian mereka.

Kata-kata sufi di atas juga menjelaskan bahwa respons seseorang terhadap Al-Quran menentukan apakah dia akan mendapatkan manfaat atau kerugian darinya.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Pentingnya Selalu Mengingat Kematian

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang pentingnya selalu mengingat kematian, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

عَلَيْكَ بِذِكْرِ الْمَوْتِ , فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَلَّا يُفَارِقُكَ طَرْفَةَ عَيْنٍ فَافْعَلْ

Kamu harus mengingat kematian. Jika kamu mampu tidak meninggalkan itu meski hanya sekejap mata, maka lakukanlah!

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni menjelaskan pentingnya selalu mengingat kematian. Dia mengajak kita untuk menjadikan ingatan akan kematian sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari, tanpa pernah melupakan atau mengabaikannya, bahkan untuk sekejap mata. Dia juga menjelaskan bahwa kesadaran akan kematian memiliki kekuatan besar dalam membimbing seseorang menuju kehidupan yang lebih bertanggung jawab dan penuh kesadaran spiritual. Mengingat kematian membantu seseorang untuk selalu waspada terhadap tindakan dan niatnya, menjaga hati agar tetap bersih dari kesombongan, dan mendorong untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan Allah.

Kata-kata sufi di atas menjelaskan keyakinan bahwa kesadaran akan kefanaan hidup adalah salah satu cara paling efektif untuk mencapai ketakwaan dan menjaga diri dari godaan dunia yang bersifat sementara. Dengan terus mengingat kematian, seseorang diharapkan dapat menjalani hidup dengan lebih bijaksana dan penuh pengabdian kepada Allah.

Kata-Kata Sufi Uwais Al Qarni Tentang Cara Menjalani Kehidupan dengan Benar Menurut Pandangan Islam

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Uwais al Qarni tentang cara menjalani kehidupan dengan benar menurut pandangan Islam, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

وَقَالَ الْفَارِسِيُّ : رَأَيْتُ رَجُلًا آدَمَ طِوَالًا وَالنَّاسُ يَتْبَعُوْنَهُ . فَقُلْتُ : مَنْ هَذَا ؟ قَالُوْا : أُوَيْسٌ . فَاتَّبَعْتُهُ . فَقُلْتُ : أَوْصِنِي . فَكَلَحَ , أَيْ عَبَسَ فِى وَجْهِهِ . فَقُلْتُ : مُسْتَرْشِدٌ , فَأَرْشِدْنِي أَرْشَدَكَ اللهُ . فَقَالَ : ابْتَغِ رَحْمَةَ اللهِ عِنْدَ طَاعَتِهِ , وَاحْذَرْ نِقْمَتَهُ عِنْدَ مَعْصِيَتِهِ , وَلَا تَقْطَعْ رَجَاءَكَ عَنْهُ فِى خِلَالِ ذَلِكَ . ثُمَّ وَلَّى وَتَرَكَنِي

Orang persia berkata, “Saya melihat laki-laki yang sangat manusiawi dan tinggi. Orang-orang mengikutinya. Saya lalu bertanya, “Siapa orang ini?” Mereka menjawab, “Uwais.” Saya lalu berkata, “Berilah saya nasehat.” Wajahnya lalu muram. Saya lalu berkata, “(Saya adalah) orang yang mencari petunjuk. Berilah saya petunjuk. Semoga Allah memberi Anda petunjuk.” Dia lalu berkata, “Carilah rahmat Allah ketika kamu taat kepada-Nya. Berhati-hatilah pada kemarahan-Nya ketika kamu bermaksiat kepada-Nya. Janganlah memutus harapanmu dari Dia di sela-sela itu.” Kemudian dia berpaling dan meninggalkanku.”

Dalam kata-kata sufi di atas, Uwais al Qarni memberikan nasihat yang sangat berharga tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan benar menurut pandangan Islam. Ketika seseorang dari Persia mendatanginya untuk meminta nasihat, Uwais dengan serius dan penuh perhatian memberikan petunjuk penting. Uwais mengajarkan bahwa seseorang harus selalu mencari rahmat Allah ketika melakukan kebaikan dan taat kepada-Nya, serta berhati-hati terhadap kemarahan Allah saat berbuat dosa. Dia menjelaskan pentingnya menjaga harapan dan tidak putus asa dari Allah, terlepas dari keadaan apapun. Dia mengingatkan kita semua bahwa harapan kepada Allah harus tetap ada, baik saat kita dalam ketaatan maupun saat kita dalam kesalahan.

Kata-kata sufi di atas mencerminkan ajaran Islam tentang keseimbangan antara rasa takut dan harapan, serta pentingnya selalu memelihara hubungan yang positif dengan Allah, tanpa kehilangan harapan meskipun menghadapi kesulitan atau kegagalan.

Itulah sebelas kata-kata sufi Uwais al Qarni dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Apakah Anda paham? Jika Anda punya pertanyaan, silahkan tulis di kolom komentar!

Saya kira cukup sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!

0

Posting Komentar