Guyv7L2vSNhTu9NNIC4AGodmAsDGZpqzql8qRx1N
Bookmark

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

kata-kata sufi umar bin khattab, kata-kata sufi umar bin khattab dalam bahasa arab dan bahasa indonesia, kata-kata sufi,

Halo! Apakah Anda sedang mencari penjelasan tentang kata-kata sufi Umar bin Khattab dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia? Jika jawaban Anda adalah "Iya", selamat! Sekarang Anda sedang membaca artikel yang tepat. Mengapa? Karena itulah yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Jadi, Anda harus membacanya sampai selesai!

Secara spesifik, ada beberapa hal penting tentang kata-kata sufi Umar bin Khattab dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Beberapa hal penting yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Biografi Singkat Umar bin Khattab

Hal penting pertama tentang tentang kata-kata sufi Umar bin Khattab dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang akan saya jelaskan sekarang adalah biografi singkat Umar bin Khattab. Saya ingin Anda memahami itu terlebih dahulu sebelum membaca lebih lanjut pembahasan dalam artikel ini karena itu adalah hal paling dasar yang harus Anda ketahui tentang topik pembahasan dalam artikel ini.

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Agung. Dia adalah khalifah kedua dalam sejarah pemerintahan Islam menggantikan Abu Bakar ash-Shiddiq. Pada masa pemerintahannya, Islam berkembang pesat ke berbagai belahan dunia. Saya tidak akan berpanjang lebar membicarakan itu pada artikel ini karena tidak berkaitan dengan topik utama dalam pembahasan ini.

Sebelum Umar bin Khattab masuk Islam, dia adalah salah satu pembesar Quraisy yang sangat getol menentang dakwah Nabi Muhammad. Dia menampakkan penentangannya secara terus terang. Sampai pada akhirnya Nabi Muhammad mengucapkan doa di bawah ini:

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ بِأَحَبِّ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ : بِعُمَرَ , أَوْ بِأَبِي جَهْلِ ابْنِ هِشَامٍ

Wahai Tuhan, muliakanlah Islam dengan salah satu dari orang yang paling menyintai-Mu: Umar atau Abu Jahal bin Hisyam.

Umar bin Khattab masuk Islam setelah ada tiga puluh sembilan orang yang mendahuluinya. Jadi, dia adalah orang keempat puluh. Dengan demikian, dia termasuk salah satu orang yang masuk Islam lebih dahulu.

Setelah Umar bin Khattab masuk Islam, dia menjelma menjadi salah satu benteng yang sangat kokoh untuk melindungi Nabi Muhammad Saw. dan dakwah beliau. Dia melakukan apapun agar tidak ada pihak yang mengganggu beliau dan dakwa beliau. Selain itu, dia juga  termasuk salah satu sahabat yang sangat memahami ajaran Islam dan mempraktikkannya dengan sangat baik. Jadi, tidak heran jika beliau memuji dan menghormatinya dengan sangat baik. Itu tercermin dari ucapan beliau di bawah ini:

لَوْ لَمْ أُبْعَثْ فِيْكُمْ لَبُعِثَ فِيْكُمْ عُمَرُ

Seandainya saya tidak diutus kepada kalian, maka Umarlah yang akan diutus kepada kalian.

Pujian dan penghormatan Nabi Muhammad Saw. kepada Umar bin Khattab, setidaknya yang tercermin dalam hadits di atas, menjelaskan idealitas dan kapabilitas Khalifah kedua itu sebagai salah satu orang muslim yang sangat mumpuni. Dalam konteks pembahasan ini, dia mampu menyelaraskan pengetahuan dan penghayatannya tentang Islam dan kehidupannya sehari-hari. Jadi, tidak heran jika Muhammad Abdurrauf al-Munawi dalam bukunya yang berjudul "Al-Kawâkib ad-Durriyyah fî Tarâjumi as-Sâdah ash-Shufiyyah" mengkategorikannya sebagai salah satu sufi agung generasi pertama setelah Abu Bakar.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

kata-kata sufi umar bin khattab, kata-kata sufi umar bin khattab dalam bahasa arab dan bahasa indonesia, kata-kata sufi,

Hal penting kedua tentang kata-kata sufi Umar bin Khattab dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang akan saya jelaskan sekarang adalah topik utama dalam artikel ini. Jadi, Anda harus tetap membaca artikel ini sampai selesai!

Ada banyak kata-kata sufi Umar bin Khattab. Tentunya, saya tidak akan menjelaskan itu semua sekarang. Pada artikel ini, saya hanya akan menjelaskan beberapa kata-kata sufinya saja.

Adapun beberapa kata-kata sufi Umar bin Khattab dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Pentingnya Berkumpul dengan Orang-orang Saleh

Berkumpul dengan orang-orang saleh adalah salah satu hal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Salah satu manfaatnya adalah Anda bisa belajar hal-hal baik kepada mereka. Dalam tasawuf, ada banyak anjuran tentang itu. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

اقْتَرِبُوُا مِنْ أَفْوَاهِ الْمُطِيْعِيْنَ , وَاسْمَعُوْا مِنْهُمْ مَا يَقُوْلُوْنَ , فَإِنَّهُ يَتَجَلَّى لَهُمْ أُمُوْرٌ صَادِقَةٌ

Dekatilah orang-orang yang taat. Dengarkanlah ucapan mereka. Sesungguhnya hal-hal benar tampak kepada mereka.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menganjurkan agar kita berkumpul dengan orang-orang saleh dan mendengarkan ucapan mereka dengan sangat baik. Mereka bisa menunjukkan hal-hal baik kepada kita. Mereka bisa menasehati kita tentang apa saja yang boleh kita lakukan dan apa saja yang tidak boleh kita lakukan.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Cinta Kemewahan Dunia

Kemewahan dunia bisa membuat seseorang tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Umumnya, orang yang menyintai dunia adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang sedikit tentang agama. Tapi menyintai dunia akan menjadi masalah sayang sangat serius jika orang yang melakukannya adalah orang yang paham ajaran agama. Dia hanya memahami agama sekedar sebagai pengetahuan, bukan pedoman hidup.

Dalam tasawuf, ada banyak peringatan agar kaum muslim tidak menyintai dunia, terutama mereka yang memahami ajaran Islam. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

إِذَا رَأَيْتُمْ الْعَالِمَ يُحِبُّ الدُّنْيَا فَاتَّهِمُوْاهُ عَلَى دِيْنِكُمْ , فَإِنَّ كُلَّ مُحِبٍّ يَخُوْضُ فِيْمَا أَحَبَّ

Jika kalian melihat orang alim cinta dunia, maka curigailah pengaruhnya pada agama kalian. Sesungguhnya setiap orang yang menyintai masuk ke dalam sesuatu yang dia cintai.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menyuruh kita agar kita mewaspadai pengaruh orang yang paham agama Islam pada agama kita. Maksudnya, kita tidak boleh terpengaruh oleh ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan orang tersebut agar itu semua tidak merusak ucapan, perbuatan, dan pemahaman kita sebagai kaum muslim.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Musibah

Sakit, tidak punya uang, bangkrut, dan lain sebagainya adalah beberapa jenis musibah yang dialami manusia pada umumnya, termasuk kaum muslim. Dalam tasawuf, ada banyak nasehat tentang cara menyikapi musibah. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

مَا أَصَابَنِى اللهُ بِمُصِيْبَةٍ إِلَّا رَأَيْتُ أَنَّ لِلَّهِ تَعَالَى عَلَىَّ فِيْهَا ثَلَاثَ نِعَمٍ :

الْوَاحِدَةُ : حَيْثُ لَمْ تَكُنْ فِى دِيْنِى

الثَّانِيَةُ : حَيْثُ لَمْ تَكُنْ أَكْبَرَ مِنْهَا

الثَّالِثَةُ : مَا وَعَدَ اللهُ مِنَ الثَّوَابِ عَلَيْهَا

Allah tidak memberiku musibah kecuali saya melihat bahwa Allah memiliki tiga kenikmatan yang diberikan kepadaku dalam musibah tersebut:

Pertama:  musibah tersebut tidak pada agamaku.

Kedua: musibah tersebut tidak lebih besar.

Ketiga: pahala yang telah dijanjikan Allah dalam musibah tersebut.

Kita kita memahami kata-kata sufi Umar bin Khattab di atas, kita akan tahu bahwa dia selalu melihat nikmatan dalam setiap musibah yang dia alami. Itu semua dikarenakan musibah yang dia alami tidak berkaitan dengan agamanya, tidak lebih besar dari pada musibah yang dia alami, dan dia melihat pahala yang telah dijanjikan Allah. Secara tidak langsung, dia memberi kita nasehat tentang cara menyikapi semua musibah yang kita alami.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Bahaya Makan Terlalu Banyak

Beberapa orang memilih makan terlalu banyak ketika memiliki banyak uang. Tidak terkecuali beberapa kaum muslim. Dalam tasawuf, makan terlalu banyak adalah salah satu hal yang sangat tidak dianjurkan. Anda bisa menemukan penjelasannya dalam kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

إِيَّاكَ وَ الْبِطْنَةَ , فَإِنَّهَا ثِقْلٌ فِى الْحَيَاةِ وَنَتْنٌ فِى الْمَمَاتِ

Berhati-hatilah agar tidak mengenyangkan perut secara berlebihan karena itu adalah beban berat dalam hidup dan bau busuk dalam kematian.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab melarang kita makan terlalu banyak. Alasan yang paling umum adalah karena itu tidak akan memberi kita manfaat apapun. Bahkan, itu bisa menjadi salah satu sebab kita sakit.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Istri yang Tidak Baik

Menikah bukan hanya soal menghalalkan sesuatu yang dilarang sebelum pernikahan. Menikah adalah awal mula sepasang suami istri hidup bersama. Karena itulah, Islam sangat menganjurkan kaum muslim memilih pasangan yang tepat, yang tidak saling menyakiti.

Secara spesifik, Umar bin Khattab mengatakan bahwa memiliki istri yang tidak baik adalah musibah besar setelah kekufuran. Anda bisa menemukan penjelasannya dalam kata-kata sufi di bawah ini:

لَمْ يُعْطَ الْعَبْدُ بَعْدَ الْكُفْرِ شَرًّا مِنَ امْرَأَةٍ حَدِيْدَةِ اللِّسَانِ سَيِّئَةِ الْخُلُقِ

Seorang hamba tidak diberi cobaan setelah kekufuran yang lebih buruk dari pada memiliki istri yang lisannya sangat tajam dan perangainya buruk.

Dalam kkata-kata sufi di atas, secara spesifik, Umar bin Khattab menjelaskan bahwa memiliki istri yang lisannya sangat tajam dan perangainya buruk adalah musibah yang besar setelah kekufuran. Yang dimaksud istri yang memiliki lisan sangat tajam adalah istri yang ucapannya sangat menyakiti perasaan suaminya. Adapun yang dimaksud istri perangainya buruk adalah istri yang etikanya menyakiti perasaan suminya. Saya tidak akan berbicara banyak hal tentang itu. Saya pikir Anda sudah memahaminya.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Ibadah Secara Sempurna

Melakukan ibadah secara sempurna adalah kewajiban kaum muslim. Dalam Islam, ada banyak penjelasan tentang itu. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَشِيْبُ عَارِضَاهُ فِى الْإِسْلَامِ وَمَا أَكْمَلَ لِلَّهِ صَلَاةً , قِيْلَ : وَكَيْفَ ذَاكَ ؟ قَالَ : لَا يُتِمُّ خُشُوْعَهَا , وَلَا تَوَاضُعَهَا , وَ لَا إِقْبَالَهُ عَلَى اللهِ فِيْهَا

Sungguh ada seseorang yang bulu-bulu dua pipinya memutih dalam Islam dan tidak pernah menyempurnakan satu shalat pun karena Allah. Ditanyakan, "Bagaimana mungkin itu terjadi?" Dia menjawab, "Orang tersebut tidak menyempurnakan kekhusyuan, ketawadluan, penghadapannya kepada Allah dalam shalat."

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menjelaskan bahwa ibadah yang sempurna adalah ibadah yang dilakukan dengan khusyuk, rendah hati, menghadap kepada Allah dengan jiwa dan hati.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Bahaya Menuduh

Menuduh adalah mengatakan bahwa seseorang telah melakukan sesuatu. Biasanya itu ada dalam persidangan dan dialong sehari-hari. Dalam islam, menuduh adalah salah satu hal yang memiliki akibat. Anda bisa menemukan penjelasannya dalam kata-kata sufi di bawah ini:

مَنْ سَلَكَ مَسَالِكَ التُّهَمِ فَلَا يَلُوْمَنَّ مَنْ أَسَاءَ بِهِ الظَّنَّ

Barangsiapa yang menuduh, maka hendaklah dia tidak mencela orang lain yang berburuk sangka kepadanya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menasehati bahwa jika kita menuduh seseorang telah melakukan sesuatu (misalnya: sesuatu yang buruk), maka kita tidak boleh tersinggung jika ada orang lain berburuk sangka kepada kita. Alasan yang paling logis adalah karena tuduhan kita belum tentu benar.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Takut dan Takwa Kepada Allah

Takut dan takwa kepada Allah adalah dua hal yang sangat terpuji dalam Islam. Dalam Islam, ada banyak penjelasan tentang dua hal tersebut. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

مَنْ خَافَ اللهَ لَمْ يَشْفِ غَيْظَهُ , وَمَنِ اتَّقَاهُ لَمْ يَصْنَعْ مَا يُرِيْدُ

Barangsiapa takut kepada Allah, maka dia tidak akan meluapkan amarahnya. Barangsiapa bertakwa kepada-Nya (Allah), maka dia tidak akan melakukan sesuatu sesuai keinginannya (nafsu).

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menjelaskan bahwa orang yang takut kepada Allah tidak akan meluapkan amarahnya. Alasan paling logis adalah karena ketakutannya kepada Allah bisa meredam amarahnya. Adapun orang yang bertakwa kepada Allah tidak akan akan melakukan hal-hal buruk sesuai nafsunya. Dalam hidupnya, dia selalu melakukan sesuatu sesuai ajaran Islam.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Keikhlasan Niat

Dalam Islam, ada banyak penjelasan tentang niat. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

مَنْ خَلَصَتْ نِيَّتَهُ كَفَاهُ اللهُ مَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَ النَّاسِ , وَمَنْ تَزَيَّنَ لَهُمْ بِغَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ اللهُ مِنْ قَلْبِهِ شَانَهُ اللهُ

Barangsiapa niatnya tulus, maka Allah akan memberinya kecukupan antara dia dan orang lain. Barangsiapa berhias(bertingkah) dengan sesuatu yang diketahui Allah bukan berasal dari hatinya, maka Allah akan mempermalukannya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menjelaskan bahwa jika niat seseorang tulus, maka Allah akan memberinya kecukupan antara dia dan orang lain. Maksudnya adalah bahwa tidak akan ada masalah apapun antara dia dan orang lain. Dia tidak akan merasa rugi jika orang lain mengkhianatinya, karena niatnya ikhlas. Sedangkan jika niat seseorang tidak tulus, maka Allah mempermalukan orang tersebut.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Pernikahan

Jika Anda ingin tahu tujuan Umar bin Khattab menikahi istri-istrinya setelah dia masuk Islam, perhatikan kata-kata sufinya di bawah ini:

إِنِّى أَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ وَمَالِى إِلَيْهِنَّ حَاجَةٌ , وَأَطَأُهُنَّ وَمَالِى إِلَيْهِنَّ شَهْوَةٌ , رَجَاءَ أَنْ يَخْرُجَ مِنْ ظَهْرِيْ مَنْ يُكَثِّرُ هَذِهِ الْأُمَّةَ

Sungguh saya menikahi perempuan-perempuan tanpa rasa butuh kepada mereka, mengumpuli mereka tanpa syahwat kepada mereka, hanya berharap agar ada seseorang yang keluar dari punggungku, yang bisa memperbanyak jumlah umat ini.

Dalam kata-kata sufi di atas, secara spesifik, Umar bin Khattab menjelaskan, bahwa dia menikahi istri-istrinya setelah dia masuk Islam adalah agar jumlah kaum semakin banyak, bukan karena butuh kepada istri-istrinya. Jika jumlah kaum muslim semakin banyak, maka akan semakin banyak jumlah umat Nabi Muhammad dan orang-orang yang menyembah Allah.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Kerakusan

Rakus ada salah satu sifat yang tercela dalam Islam. Ada banyak penjelasan tentang itu dalam tasawuf. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

الطَّمْعُ فَقْرٌ , وَالْيَأْسُ غِنًى , وَالرَّجُلُ إِذَا يَئِسَ مِنْ شَيْئٍ اسْتَغْنَى عَنْهُ

Ketamakan adalah kefakiran. Keputusasaan adalah kecukupan. Seseorang yang putus asa dari suatu hal, maka dia akan bersikap cukup dari mendapatkannya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menjelaskan bahwa kerakusan adalah kefakiran. Alasannya adalah ketika seseorang rakus, maka dia membutuhkan sesuatu yang dia inginkan. Membutuhkan sesuatu adalah salah satu tanda kefakiran. Jadi, jika seseorang semakin rakus, maka dia semakin fakir.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Menjalani Hidup

Jika Anda ingin tahu bagaimana perasaan dan sikap Umar bin Khattab ketika masuk waktu pagi, perhatikan kata-kata sufinya di bawah ini:

مَا أُبَالِى أَصْبَحْتُ عَلَى يُسْرٍ أَوْ عُسْرٍ , لِأَنِّى لَا أَدْرِى أَيُّهُمَا خَيْرٌ لِى

Saya tidak peduli apakah saya memasuki waktu pagi dalam kondisi mudah atau susah, karena saya tidak tahu mana yang lebih baik untuk saya.

Jika Anda memahami kata-kata sufi Umar bin Khattab di atas, Anda bisa menyimpulkan bahwa dia tidak peduli apakah dia senang atau sedih di pagi hari. Dia tidak peduli apakah dia akan melakukan aktivitas dengan mudah atau susah. Dia tidak tahu apakah kesenangan atau kesedihan, kemudahan atau kesusahan yang lebih baik baginya. Dia tidak mempedulikan itu semua.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Kebencian

Kebencian adalah perasaan tidak suka yang sangat kuat. Dalam tasawuf, ada banyak pembahasan tentang kebencian. Salah satunya adalah kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

اتَّقُوْا مَنْ تُبْغِضُهُ قُلُوْبُكُمْ

Berhati-hatilah pada orang yang dibenci hati kalian.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menasehati kita agar kita berhati-hati kepada orang yang kita benci. Seringkali kebencian membuat kita tidak bisa membedakan yang benar dan yang salah.  Jangan sampai kita membenci seseorang yang tidak salah. Jika itu yang terjadi, maka hati kita sedang sakit karena kebencian yang muncul darinya.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Kemunafikan

Jika Anda ingin tahu apa itu kemunafikan yang sangat akut, perhatikan kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

مَنْ أَظْهَرَ لِلنَّاسِ خُشُوْعًا فَوْقَ مَا فِي قَلْبِهِ , فَإِنَّمَا أَظْهَرَ نِفَاقًا عَلَى نِفَاقٍ

Barang siapa yang menampakkan kekhusyuan yang tidak ada dalam hatinya kepada manusia, maka sesungguhnya dia telah menampakkan kemunafikan demi kemunafikan.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab menjelaskan satu contoh kemunafikan yang sangat akut. Spesifiknya, jika seseorang menampakkan kekhusyukan dalam beribadah kepada orang lain, padahal dia tidak khusyuk dalam beribadah, maka itulah contoh kemunafikan yang sangat akut.

Kata-Kata Sufi Umar bin Khattab Tentang Ucapan yang Tidak Bermanfaat

Jika Anda ingin tahu apa ucapan yang tidak bermanfaat, perhatikan kata-kata sufi Umar bin Khattab di bawah ini:

لَا يَنْفَعُ تَكَلُّمٌ بِحَقٍّ لَا نَفَاذَ لَهُ

Pembicaraan yang baik yang tanpa tidak lanjut tidak akan bermanfaat.

Dalam kata-kata sufi di atas, Umar bin Khattab mengatakan bahwa ucapan yang tidak bermanfaat adalah ucapan yang tidak dilanjutkan dengan perbuataan. Sebagai contoh, jika sekarang Anda mengataan, “Satu jam kemudian saya akan membaca al-Quran”. Jika satu jam kemudian Anda tidak membaca membaca al-Quran, maka ucapan Anda tersebut tidak bermanfaat.

Itulah kata-kata sufi Umar bin Khattab dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Jika Anda punya pertanyaan, atau jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang itu, Anda bisa menulisnya di kolom komentar.

Saya kira cukup sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!

Posting Komentar

Posting Komentar