Guyv7L2vSNhTu9NNIC4AGodmAsDGZpqzql8qRx1N
Bookmark

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

kata-kata sufi, kata-kata sufi abu darda', kata-kata sufi abu darda' dalam bahasa arab dan bahasa indonesia,

Halo! Apakah Anda sedang mencari penjelasan tentang kata-kata sufi Abu Darda’ dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia? Jika jawaban Anda adalah “Iya”, selamat! Sekarang Anda sedang membaca artikel yang tepat. Mengapa? Karena itulah yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Sebagai muslim, Anda harus memahami itu. Jadi, Anda harus membaca artikel ini sampai selesai!

Biografi Singkat Abu Darda’

Abu Darda’ memiliki nama asli ‘Uwaimir bin Zaid. Beberapa pendapat lain mengatakan: ‘Uwaimir bin ‘Amir, ‘Uwaimir bin Malik, ‘Uwaimir bin Abdillah, atau ‘Uwaimir bin Tsa’labah bin Abdillah. Dia adalah salah satu Sahabat dari golongan Anshar. Karena itulah, dia mendapatkan julukan al-Anshari.

Abu Darda’ adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang sangat mulia. Sebelum masuk Islam, dia adalah seorang pedagang. Setelah masuk Islam, dia sempat berusaha berdagang sambil beribadah. Tapi merasa kesulitan untuk menggabung dua hal itu. Karena itulah, dia lebih memilih fokus pada ibadah dan meninggalkan perdagangan.

Abu Darda’ adalah hakim pertama di Damaskus, Suria. Muawiyah mengangkatnya menjadi hakim di sana atas perintah Umar bin Khattab. Dia adalah hakim yang sangat memahami ajaran Islam dan sangat bijak. Nabi Muhammad Saw. sendiri mengatakan bahwa dia adalah umat beliau yang sangat bijak. Perhatikan hadits di bawah ini!

عُوَيْمِرُ حَكِيْمُ أُمَّتِي

‘Uwaimir adalah umatku yang sangat bijak.

Abu Darda’ masuk Islam sedikit terlambat. Maksudnya adalah, bahwa dia masuk Islam pada saat perang Badar. Setelah masuk Islam dia ikut pasukan muslim dalam perang Uhud dan perang-perang lainnya bersama Nabi Muhammad.

Ada banyak hal tentang biografi Abu Darda’ yang bisa saya tuliskan pada artikel ini karena tidak berkaitan dengan topik utama pembahasan ini. Yang jelas, Muhammad Abdurrauf al-Munawi dalam bukunya yang berjudul "Al-Kawâkib ad-Durriyyah fî Tarâjumi as-Sâdah ash-Shufiyyah" mengkategorikan Abu Darda’ sebagai salah satu tokoh sufi agung generasi pertama. Dia (Abu Darda’) adalah salah satu sosok muslim seutuhnya. Kehidupannya dipenuhi dengan ibadah dan amal-amal baik lainnya. Dia menjalani kehidupan secara zuhud.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

kata-kata sufi, kata-kata sufi abu darda', kata-kata sufi abu darda' dalam bahasa arab dan bahasa indonesia,

Ada banyak kata-kata sufi Abu Darda’. Tentunya, saya tidak akan menjelaskan itu semua sekarang. Pada artikel ini, saya hanya akan menjelaskan beberapa kata-kata sufinya saja.

Adapun beberapa kata-kata sufi Abu Darada’ dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Kematian

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang kematian, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَا بَقَاءُ عُمْرٍ تَقْطَعُهُ السَّاعَاتُ ؟! وَسَلَامَةُ بَدْنٍ مُعَرَّضٍ لِلْآفَاتِ ؟! وَقَدْ عَجِبْتُ لِلْمُؤْمِنِ كَيْفَ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَهُوَ سَبِيْلُهُ إِلَى الثَّوَابِ ؟! وَمَا أَرَانَا إِلَّا سَيُدْرِكُنَا الْمَوْتُ وَنَحْنُ أُبُقٌ

Apa kekekalan usia yang bisa diputus oleh waktu?! Apakah keselamatan badan yang bisa terkena penyakit?! Sungguh saya takjub kepada orang yang beriman, bagaimana mungkin dia benci kematian padahal itu adalah jalannya untuk mendapatkan pahala?! Kematian tidak memperlihatkan kita kecuali bahwa ia akan menemukan kita di saat kita sedang lari (untuk menghindarinya).

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan beberapa hal penting sebagai berikut:

  1. Tidak ada satu pun orang yang bisa hidup abadi. Semuanya pasti akan meninggal dunia.
  2. Tidak ada tubuh yang bisa terhindar dari penyakit. Semua orang pasti pernah sakit.
  3. Kematian adalah jalan untuk mendapatkan pahala. Setelah kita mati, kita akan mendapat pahala baik atas semua kebaikan yang telah kita lakukan selama hidup di dunia. Karena itulah, kita tidak perlu membenci kematian. Sebaliknya, kita harus menyintainya. Banyak orang-orang pengikut ajaran tasawuf menyintai bahkan merindukan kematian.
  4. Kematian adalah salah satu takdir semua makhluk. Semuanya pasti akan mati. Jadi, kita tidak perlu membencinya dan melakukan hal-hal konyol untuk menghindarinya.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Sibuk Dengan Kehidupan di Dunia dan Tidak Beribadah Kepada Allah

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang sibuk dengan kehidupan dunia dan tidak beribadah kepada Allah, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَنْ خَطَرَتْ الدُّنْيَا بِبَالِهِ لِغَيْرِ الْقِيَامِ بِأَمْرِ اللهِ حُجِبَ عَنِ اللهِ

Barangsiapa terlintas dunia di benaknya tanpa melakukan perintah Allah, maka dia telah terhijab dari-Nya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan bahwa jika seseorang sibuk dengan hal-hal yang ada di dunia dan tidak melakukan kewajibannya sebagai hamba Allah, maka dia telah terhijab dari Allah. Sebagai contoh, jika kita terlalu sibuk bekerja dan tidak melakukan kewajiban kita sebagai seorang muslim, seperti tidak melakukan shalat wajib, maka kita terhijab dari Allah. Maksudnya adalah kita telah bermaksiat kepada-Nya. Akibatnya, kita akan semakin tidak bisa memahami hakikat hidup sebagai seorang hamba. Dengan demikian, secara otomatis, kita juga akan semakin tidak bisa memahami Allah.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Dasar-Dasar Ibadah

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang dasar-dasar ibadah, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

أَصْلُ الْعِبَادَةِ ثَلَاثٌ : لَا تَرُدَّ مِنْ أَحْكَامِهِ شَيْئًا , وَلاَ تَدَّخِرْ عَنْهُ شَيْئًا , وَلاَ تَسْأَلْ غَيْرَهُ حَاجَةً

Dasar ibadah ada tiga: kamu tidak menolak satupun hukum-hukum-Nya (hukum-hukum Allah), kamu tidak menyimpan sedikitpun kenimatan dari-Nya, dan kamu tidak meminta sesuatu kepada selain-Nya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan bahwa ada tiga dasar ibadah:

  1. Tidak menolak satupun hukum-hukum Allah. Maksudnya adalah kita harus melakukan semua kewajiban kita sebagai seorang muslim dan meninggalkan semua larangan dalam Islam.
  2. Tidak menyimpan sedikitpun kenikmatan Allah. Maksudnya adalah kita tidak boleh pelit. Kita sangat dianjurkan bersedekah jika kita mampu melakukan itu. Kita diwajibkan membayar Zakat jika kita berkewajiban melakukan itu.
  3. Tidak meminta apapun kecuali hanya kepada Allah. Maksudnya adalah kita harus memposisikan Allah sebagai Tuhan Yang mengatur dan menjamin kehidupan kita. Dalam Islam, kita diperbolehkan meminta tolong kepada seseorang. Tapi kita harus menyadari bahwa itu adalah salah satu ikhtiar. Pada hakikatnya, ketika meminta tolong pada seseorang, kisa sedang meminta tolong kepada Allah. Itu adalah hal prinsipil yang harus kita pahami.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Makrifat

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang makrifat, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَنْ جَعَلَ اللهُ الْمَعْرِفَةَ عِنْدَهُ يَتَنَعَّمُ فِى كُلِّ أَحْوَالِهِ

Barangsiapa ditakdirkan Allah memiliki makrifat, maka dia akan mendapatkan kenikmatan di setiap kondisinya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan bahwa jika seseorang memiliki makrifat kepada Allah (benar-benar memahami Allah sebagai Tuhan), maka dia akan mendapatkan kenikmatan di setiap kondisinya. Ketika dia sakit, dia akan kenikmatan. Dia tahu bahwa sakit adalah salah satu takdir Allah untuk dirinya. Allah telah menjanjikan pahala yang sangat besar jika dia bersabar selama dia sakit. Ketika dia sedang tidak punya uang, dia mendapat kenikmatan. Dia tahu bahwa itu adalah takdir Allah. Dia bisa merasakan kemiskinan yang dirasakan oleh banyak orang. Karena itulah dia bisa lebih toleran dalam menjalani hidup. Itu adalah salah satu kenikmatan.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Ibadah Kepada Allah

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang ibadah kepada Allah, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

لَوْ لَمْ يَكُنْ لِلَّهِ ثَوَابٌ يُرْجَى , وَلَا عِقَابٌ يُخْشَى , لَكَانَ أَهْلًا لِأَنْ يُطَاعَ فَلَا يُعْصَى , وَيُذْكَرُ فَلَا يُنْسَى

Andai Allah tidak memiliki pahala yang diharapkan, tidak memiliki siksaan yang ditakutkan, maka Dia lebih berhak ditaati dan tidak dikhianati, dan lebih berhak diingat dan tidak dilupakan.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam tasawuf, bahwa seyogyanya menyembah Allah, taat kepada-Nya, dan dzikir kepada-Nya dilakukan tanpa tendensi apapun. Seyogyanya, kita melakukan itu semua bukan karena mengharap pahala dan takut siksaan. Dengan kata lain, kata-kata sufi di atas adalah sindiran bagi orang-orang yang melakukan itu semua karena mengharap pahala dan takut siksaan.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Urgensi Cinta dalam Beribadah

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang keikhlasan, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَنْ عَمِلَ لِلَّهِ عَلَى حُبِّهِ أَشْرَفُ مِمَّنْ عَمِلَ عَلَى خَوْفِهِ

Barangsiapa beramal karena Allah atas dasar cinta kepada-Nya, maka itu lebih mulia dari pada orang yang beramal atas dasar takut kepada-Nya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan bahwa ibadah yang dilakukan atas dasar cinta kepada Allah itu lebih mulia dari pada ibadah yang dilakukan atas dasar takut kepada-Nya. Ibadah yang dilakukan atas dasar cinta adalah ibadah yang dilakukan dengan senang hati dan kesadaran penuh, bahwa seseorang memang sangat perlu melakukan itu. Sedangkan ibadah yang dilakukan atas dasar ketakutan mengindikasikan tidak adanya ketulusan ketika melakukan ibadah tersebut. Karena itulah, dalam berbagai literasi tasawuf, kita bisa menemukan penjelasan bahwa para sufi rela disiksa di Neraka asalkan Allah ridha kepada mereka.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Doa yang Mustajab

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang doa yang mustajab, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

لَوْ جُعِلَتْ لِى دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ مَا سَأَلْتُ الْفِرْدَوْسَ , وَإِنَّمَا أَسْأَلُ الرِّضَا , فَهُوَ  تَعْجِيْلُ الْفِرْدَوْسِ فِى الدُّنْيَا

Andai saya diberi doa mustajab, maka saya tidak akan meminta surga Firdaus. Sungguh saya akan meminta ridha karena itu adalah surga Firdaus yang disegerakan di dunia.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ jika seandainya dia memiliki doa mustajab, maka dia akan meminta ridha Allah dari pada surga Firdaus. Perkataannya tersebut menjelaskan satu hal yang sangat berharga bagi kita, bahwa ridha Allah itu lebih utama dalam pada semua kenikmatan di dunia dan di akhirat.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Dzikir

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang dzikir, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

وَقَالَ لَهُ بَعْضُهُمْ : أَوْصِنِي . فَقَالَ لَهُ : اذْكُرِ اللهَ فِى السَّرَّاءِ يَذْكُرُكَ فِى الضَّرَّاءِ , وَإِذَا أَشْرَفْتَ عَلَى شَيْئٍ مِنَ الدُّنْيَا فَانْظُرْ إِلَى مَاذَا يَصِيْرُ

Sebagian orang berkata kepadanya (Abu Darda’), “Berilah saya wasiat!” Dia lalu berkata kepada orang tersebut, “Ingatlah Allah pada saat suka, maka Dia akan mengingatmu pada saat kamu berada dalam keadaan duka. Jika kamu memperhatikan sesuatu dari dunia, maka renungkanlah itu akan menjadi apa.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan bahwa kita harus selalu ingat kepada Allah dalam kondisi apapun. Jika kita sedang senang, kita harus ingat Allah agar kita sadar bahwa itu tersebut adalah kenikmatan dari Allah dan kita tidak melampau batas dalam menikmatinya. Jika kita sedang susah, kita harus ingat Allah agar kita sadar bahwa itu adalah takdir untuk Kita dan kita tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam Islam.

Selain tentang dzikir kepada Allah, dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ juga menganjurkan agar kita merenugkan semua yang kita lihat di dunia ini. Jika kita melihat diri kita sendiri, apakah kita sadar bahwa kita diciptakan dari tanah, kita akan sakit, kita tidak bisa memberi rezeki pada diri kita sendiri, kita akan mati, cacing akan memakan tubuh kita setelah kita mati dan dikuburkan? Dan lain sebagainya.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Rindu pada Kematian, Kefakiran, dan Sakit

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang kematian, kefakiran, dan sakit, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

أُحِبُّ الْمَوْتَ اشْتِيَاقًا إِلَى رَبِّي , وَأُحِبُّ الْفَقْرَ تَوَاضُعًا لِرَبِّي , وَأُحِبُّ الْمَرَضَ تَكْفِيْرًا لِخَطِيْئَتِيْ

Saya menyintai kematian karena rindu kepada Tuhanku. Saya menyintai kefakiran karena tawadluk kepada Tuhanku. Saya menyintai sakit sebagai penghapus kesalahan-kesalahanku.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda menjelaskan hikmah tiga hal yang sering kita temukan dalam hidup:

  1. Kematian adalah satu-satunya jalan untuk bertemu Allah. Karena itulah banyak sekali orang-orang saleh merindukan kematian.
  2. Kefakiran adalah salah satu cara untuk bersikap rendah hati. Bukan kepada sesama makhluk, tapi kepada Allah. Itu akan membuat kita semakin paham bahwa kita ada makhluk yang sangat lemah dan Dia adalah Tuhan yang Maha perkasa.
  3. Sakit adalah salah satu hal yang bisa menghapus dosa. Jika kita membaca beberapa literasi tasawuf tentang orang-orang saleh, kita akan menemukan penjelasan bahwa mereka bersyukur dan bahagia ketika mereka sakit. Mereka sangat paham bahwa ketika mereka sakit dan mereka bersabar, Allah mengampuni dosa mereka dan memberi pahala kepada mereka.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Permusuhan dan Menghormati Diri Sendiri

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang permusuhan dan menghormati diri sendiri, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

إِنْ نَابَذْتَ النَّاسَ نَابَذُوْكَ , وَإِنْ تَرَكْتَهُمْ لَمْ يَتْرُكُوْكَ , وَإِنْ هَرَبْتَ مِنْهُمْ أَدْرَكُوْكَ , فَهَبْ عِرْضَكَ لِيَوْمِ فَقْرِكَ

Jika kamu menentang manusia karena perbedaan dan kebencian, maka mereka akan menentang. Jika kamu meninggalkan mereka, maka mereka tidak meninggalkanmu. Jika kamu lari dari mereka, maka mereka akan menemukanmu. Hadiahkanlah kehormatanmu untuk hari kamu membutuhkannya (hari Kiamat).

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan satu hal simpel tapi memiliki banyak arti, bahwa tidak ada manfaat apapun dalam permusuhan. Ketika dua orang bermusuhan, mereka berdua mengorbankan energi, waktu, uang, dan lain sebagainya untuk hal yang bisa merusak kehormatan mereka berdua. Seyogyanya, sebagai kaum muslim, kita melakukan sesuatu yang akan sangat bermanfaat untuk kita pada hari Kiamat.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Benci Perbuatan Seseorang

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang benci perbuatan seseorang, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

لَا تَبْغُضْ مِنْ أَخِيْكَ الْمُسْلِمِ إِذَا عَصَى إِلَّا عَمَلَهُ , إِذَا تَرَكَهُ فَهُوَ أَخُوْكَ

Janganlah membenci saudara muslimmu jika dia telah bermaksiat kecuali hanya pada perbuatannya. Jika dia berhenti bermaksiat, maka dia adalah saudaramu.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan satu hal penting yang tidak dipahami banyak orang. Mungkin Anda adalah salah satunya. Bahwa, jika ada seseorang melakukan maksiat, maka kita tidak boleh membenci personalnya. Jika ada yang perlu kita benci, maka yang harus kita benci adalah perbuatannya, bukan orangnya. Ini adalah salah satu etika persaudaraan dalam Islam.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Hawa Nafsu dan Perbuatan

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang hawa nafsu dan perbuatan, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

إِذَا أَصْبَحَ الرَّجُلُ اجْتَمَعَ هَوَاهُ وَعَمَلُهُ , فَإِنْ كَانَ عَمَلُهُ تَبَعًا لِهَوَاهُ فَيَوْمُهُ يَوْمُ سُوْءٍ , وَإِنْ كَانَ هَوَاهُ تَبَعًا لِعَمَلِهِ فَيَوْمُهُ يَوْمٌ صَالِحٌ

Jika seseorang telah masuk waktu pagi, maka hawa nafsu dan amalnya berkumpul. Jika amalnya mengikuti hawa nafsunya, maka harinya adalah hari buruk. Jika hawa nafsunya pengikuti amalnya, maka harinya addalah hari baik.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan bahwa setiap pagi ada semacam pertarungan antara perbuatan dan hawa nafsu seseorang. Jika perbuatannya dikalahkan hawa nafsunya, maka pada saat itu adalah saat yang buruk bagi orang tersebut, karena apa yang dia lakukan mengikuti hawa nafsunya. Tapi jika hawa nafsunya dikalahkan perbuatannya, maka saat itu adalah saat yang baik bagi orang tersebut, karena hawa nafsunya mengikuti perbuatannya.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Surga

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang Surga, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ وَهُوَ يَضْحَكُ فَلْيَكُنْ لِسَانُهُ دَائِمًا رَطْبًا بِذِكْرِ اللهِ

Barangsiapa ingin masuk Surga dalam kondisi tertawa, maka hendaklah lisannya selalu basah dengan dzikir kepada Allah.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan satu tips mudah untuk masuk Surga dengan tertawa: selalu berdzikir kepada Allah. Ini adalah salah satu keutamaan dzikir.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Ibadah yang Bisa Menyembuhkan dan Paling Utama

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang ibadah yang bisa menyembuhkan dan paling utama, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَا وَجَدْتُ عِبَادَةً أَشْفَى لِلصَّدْرِ وَلَا أَفْضَلَ مِنْ مَجَالِسِ الذِّكْرِ

Saya tidak menemukan ibadah yang lebih bisa mengobati penyakit hati dan tidak lebih utama kecuali majelis-majelis dzikir.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan salah satu keutamaan berdzikir majelis-majelis dzikir. Keutamaan yang saya maksud adalah bahwa berdzikir di majelis-majelis dzikir adalah ibadah bisa menjadi obat untuk menyembuhkan penyakit-penyakit hati, seperti sombong, riya’, dan lain sebagainya.

Kata-Kata Sufi Abu Darda’ Tentang Nikmat Allah

Jika Anda ingin tahu kata-kata sufi Abu Darda’ tentang nikmat Allah, perhatikan kata-kata sufi di bawah ini!

مَنْ لَمْ يَعْرِفْ نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْهِ إِلَّا فِى مَطْعَمِهِ وَمَشْرَبِهِ فَقَدْ قَلَّ عَمَلُهُ وَحَضَرَ عَذَابُهُ

Barangsiapa tidak tahu nikmat Allah kepadanya kecuali hanya pada minuman dan makanannya, maka amal baiknya sedikit dan siksaannya telah datang.

Kata-kata sufi di atas menjelaskan satu hal yang sering disalah pahami beberapa kaum muslim. Umumnya, seseorang menganggap bahwa rezeki adalah uang, perhiasan, mobil yang banyak, dan lain sebagainya. Jika selama ini kita punya anggapan seperti itu, maka sebenarnya kita salah memahami konsep rezeki dalam Islam. Dalam Islam, konsep rezeki sangat luas. Kesehatan adalah rezeki. Menjadi orang muslim adalah rezeki. Kita bisa bernafas adalah rezeki. Kita bisa kencing dan buang air besar adalah rezeki. Mata kita bisa berkedip adalah rezeki, dan seterusnya.

Dalam kata-kata sufi di atas, Abu Darda’ menjelaskan bahwa seseorang yang mengganggap rezeki hanya berupa makan dan minuman, maka sejatinya amal baiknya masih sangat sedikit dan siksaan untuk dia telah datang. Orang tersebut belum memiliki pemahaman yang baik tentang Islam, khususnya konsep rezeki dalam Islam.

Itulah penjelasan singkat tentang kata-kata sufi Abu Darda’ dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Apakah Anda paham? Jika Anda punya pertanyaan, silahkan tulis di kolom komentar.

Saya kira cukup sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat. Amin!

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!

Posting Komentar

Posting Komentar